COVID VARIAN OMICRON KEMBALI MEREBAK, KEGIATAN PEMBELAJARAN MULAI DILAKUKAN SECARA DARING

       Pandemi Covid-19 hingga awal tahun 2022 ternyata belum usai. Pertengahan Januari 2022, kembali merebak Covid dengan varian baru yaitu Omicron. Di Indonesia, kasus tersebut terus meningkat setiap harinya. Hingga tanggal 11 Februari 2022, total kasus Omicron di Indonesia sebanyak 5.054 kasus.
       

       Melihat semakin bertambahnya kasus Omicron setiap harinya, pemerintah Indonesia berusaha untuk mencari solusi agar kasus tersebut tidak meledak seperti pada Covid varian Delta dahulu. Upaya yang dilakukan pemerintah antara lain dengan memperketat keluar masuknya warga, baik yang ingin datang ke Indonesia ataupun keluar Indonesia. Hal tersebut bertujuan agar tidak ada warga yang membawa virus dan menyebarkan virus Omicron kepada warga lainnya. Selain itu, pemerintah juga mulai menaikkan level PPKM di wilayah tertentu yang terindikasi dapat menyebabkan adanya penambahan kasus Omicron. Wilayah-wilayah tersebut antara lain Jabodetabek, DIY, dan Bali, yang mana wilayah tersebut telah diketahui bahwa banyak warga yang sudah terpapar virus Omicron.


         Melihat merebaknya kasus Omicron tersebut, bidang pendidikan juga mulai bersiap-siap untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara daring. Kegiatan belajar tersebut telah dipersiapkan dengan model seperti pembelajaran sebelumnya. Banyak sekolah telah memberlakukan kegiata n daring dan luring dengan sistem kegiatan luring hanya dilakukan 50% dari jumlah keseluruhan siswa. Kegiatan luring tersebut bertujuan agar kegiatan belajar tetap efektif namun penyebaran virus Omicron bisa berkurang karena hanya ada sedikit siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran. Sekolah juga harus selalu update mengenai perkembangan kasus Omicron karena apabila kasus tersebut terus naik maka kegiatan pembelajaran terpaksa harus dilakukan secara daring 100%.
         Guru, siswa, dan orang tua siswa dituntut harus kooperatif dalam proses pembelajaran selama pandemi ini karena kegiatan pembelajaran tidak dapat dilakukan secara 100% di sekolah sehingga guru tidak dapat mengawasi siswanya secara langsung. Peran orang tua menjadi penting agar anak-anaknya tetap dapat belajar dengan baik dan kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan lancar. 

        Pihak sekolah juga harus terus mengingatkan kepada guru dan orang tua agar melakukan kegiatan pembelajaran dengan model inovatif agar siswa tidak mudah bosan selama menerima pembelajaran baik secara daring maupun luring. (Michelle)

Berita Terkait

Kembali ke atas